Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa begitu katanya, tapi akhir-akhir ini yang sering kita lihat demo besar besaran menuntut dinaikan menjadi PNS. Hal demikian berbanding terbalik dengan slogan guru tanpa tanda jasa menjadi guru mengharapkan jasa. Memang harus realistis juga sih, tapi jika mindsetya sudah seperti itu sebenarnya alasan utama menjadi guru itu untuk apa....? (berfikir).
Guru Garis Depan |
Baru-baru ini katanya ada demo besar-besaran yang dilakukan oleh guru honorer untuk menyampaikan aspirasi terkait pengangkatan menjadi PNS. Nah kali ini Mendikbud Anies Baswedan angkat bicara. Beliau bersedia mengangkat para guru dan tenaga honorer menjadi PNS asalkan mereka siap ditempatkan di daerah pelosok luar Jawa. Simak berita selengkapnya yang saya salin dari DetikNews. berikut.
Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan bahwa pemerintah tidak keberatan mengangkat guru honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pemerintah akan mengangkat mereka menjadi PNS di daerah pelosok yang memang masih sangat membutuhkan guru.
Namun permasalahannya para guru dan tenaga honorer itu hanya mau diangkat di daerah asalnya. Sementara di daerah asalnya tersebut sudah kelebihan guru. "Kalau mereka mau jadi guru di daerah yang kekurangan guru, maka sudah langsung diangkat (PNS)," kata Anies melalui keterangan tertulisnya Kamis (11/2/2016).
Masalah yang kini dihadapi dunia pendidikan, kata Anies, adalah distribusi guru yang tidak merata dan bukan kekurangan guru. Untuk mengatasi hal tersebut tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan merekrut 3.500 tenaga pengajar untuk ikut program Guru Garis Depan (GGD). (Cek disini terkait apa itu GGD dan bagaimana cara mendaftarnya (klik)).
"Nah guru honorer ini bisa kemudian jadi CPNS bila bersedia diangkat untuk daerah terdepan," kata Anies. Tapi para GGD tidak semudah itu bisa langsung diangkat menjadi PNS, tapi tetap harus melalui seleksi CPNS terlebih dulu melalui formasi khusus SM-3T.
Program Guru Garis Depan, kata Anies, mirip dengan Indonesia Mengajar sebuah gerakan bagi sarjana untuk mengajar di daerah terpencil yang diinisiasi Anies sebelum menjadi menteri dan program dan SM-3T yang digagas oleh M. Nuh ketika menjadi menjadi menteri pada era SBY. "Bedanya Indonesia Mengajar dan SM-3T hanya setahun (temporer) sementara GGD jadi guru permanen," kata dia.
Tahun lalu (2015) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah memberangkatkan 798 orang untuk ikut program Guru Garis Depan. Mereka langsung diangkat sebagai PNS di daerah pelosok.
Baca juga: kuota cpns tahun 2016
Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan bahwa pemerintah tidak keberatan mengangkat guru honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pemerintah akan mengangkat mereka menjadi PNS di daerah pelosok yang memang masih sangat membutuhkan guru.
Namun permasalahannya para guru dan tenaga honorer itu hanya mau diangkat di daerah asalnya. Sementara di daerah asalnya tersebut sudah kelebihan guru. "Kalau mereka mau jadi guru di daerah yang kekurangan guru, maka sudah langsung diangkat (PNS)," kata Anies melalui keterangan tertulisnya Kamis (11/2/2016).
Masalah yang kini dihadapi dunia pendidikan, kata Anies, adalah distribusi guru yang tidak merata dan bukan kekurangan guru. Untuk mengatasi hal tersebut tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan merekrut 3.500 tenaga pengajar untuk ikut program Guru Garis Depan (GGD). (Cek disini terkait apa itu GGD dan bagaimana cara mendaftarnya (klik)).
"Nah guru honorer ini bisa kemudian jadi CPNS bila bersedia diangkat untuk daerah terdepan," kata Anies. Tapi para GGD tidak semudah itu bisa langsung diangkat menjadi PNS, tapi tetap harus melalui seleksi CPNS terlebih dulu melalui formasi khusus SM-3T.
Program Guru Garis Depan, kata Anies, mirip dengan Indonesia Mengajar sebuah gerakan bagi sarjana untuk mengajar di daerah terpencil yang diinisiasi Anies sebelum menjadi menteri dan program dan SM-3T yang digagas oleh M. Nuh ketika menjadi menjadi menteri pada era SBY. "Bedanya Indonesia Mengajar dan SM-3T hanya setahun (temporer) sementara GGD jadi guru permanen," kata dia.
Tahun lalu (2015) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah memberangkatkan 798 orang untuk ikut program Guru Garis Depan. Mereka langsung diangkat sebagai PNS di daerah pelosok.
Baca juga: kuota cpns tahun 2016
Belum ada tanggapan untuk "Pemerintah Bersedia Mengangkat Guru Honorer Menjadi PNS di Daerah Pelosok"
Post a Comment
Terimakasih telah mengunjungi blog saya, semoga bermanfaat.