INDRAMAYU KOTA BUDAYA SEJUTA WARNA


Indramayu Kota Budaya
Indramayu Kota Budaya Sejuta Warna
Indramayu Kota Budaya Sejuta Warna - Indramayu adalah salah satu kabupaten yang berada di jalur pantura Provinsi Jawa Barat dengan Ibu Kotanya adalah Indramayu. Penduduk Indramayu terdiri dari dua suku dan budaya berbeda yaitu suku Sunda dan Jawa. Kedua budaya dari suku yang berbeda tersebut kemudian menyatu menghasilkan budaya Indramayu dengan tetap mempertahankan budaya aslinya.

Budaya merupakan suatu kegiatan yang dihasilkan dari pola masyarakat yang dilakukan berulang-ulang dan diwariskan ke generasi penerusnya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan setiap daerah memilki ciri khas budayanya yang berbeda-beda termasuk di Indramayu. Adapun beberapa budaya yang dapat kita jumpai di Indramayu meliputi; Ngarot, Nadran, Sedekah Bumi, Ngunjung, Mapag Tamba, Mapag Sri, dan Jaringan. Berikut keterangan dari budaya-budaya Indramayu:
1. Ngarot Indramayu
sumber foto: news.fajarnews.com
Budaya Indramayu yang pertama adalah Ngarot. Upacara adat yang terdapat di Desa Lelea ini biasanya diselenggarakan saat akan datangnya musim tanam padi pada pekan ke-3 Desember. Ngarot selalu dilaksanakan pada hari Rabu yang merupakan hari keramat dan dianggap baik oleh masyarakat Lelea untuk menanam padi. Peserta adat ngarot ini terdiri dari remaja putra dan putri yang masih suci. Para remaja putra mengenakan baju komboran dengan celana gumbrung berwna hitam dilengkapi dengan ikat kepala. Sedangkan para remaja putri mengenakan kebaya, selendang, dilengkapi dengan aksesoris seperti kalung, gelang, cincin, bros, peniti emas, dan hiasan rambut yang terbuat dari untaian bunga sebagai simbol kesucian. Setelah para remaja putra dan putri sudah didandani kemudian mereka diarak keliling kampung di dahului oleh kepala desa disusul barisan remaja putri dan remaja putra dibelakangnya. Alunan musik khas daerah Indramayu mengiringi jalannya arak-arakan tersebut hingga sampai di depan aula balai desa. Sampai di aula disambut oleh tari topeng Indramayu kemudian langsung masuk pada acara inti yang susunannya antara lain: pembukaan, pembacaan sejarah ngarot, sambutan kuwu, dan prosesi penyerahan peralatan pertanian kepada para kasinoman. Tradisi ngarot ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bercocok tanam dan sebagai penyemangat para petani untuk bercocok tanam kembali. Selain itu, dapat dijadikan sebagai pembelajaran dan regenerasi petani dari generasi tua terhadap generasi muda.

2. Nadran Indramayu
sumber foto: news.108jakarta.com
Budaya Indramayu yang kedua adalah Nadran. Upacara yang dilakukan oleh para nelayan yang ada di pesisir pantura Jawa termasuk Indramayu. Acara Nadran diselenggarakan satu tahun sekali, biasanya antara bulan Oktober - Desember yang bertempat di Pantai Eretan, Dadap, Limbangan, dan Karangsong. Ritual yang dilakukan adalah melemparkan sesaji ke laut lepas berupa kepala kerbau beserta anjungan berbentuk replika perahu, bunga tujuh macam, buah-buahan, makanan khas, dan lainnya. Sebelum dilepaskan ke laut sesaji yang diberi nama ancak diarak terlebih dulu diiringi dengan berbagai seni daerah Indramayu seperti; tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, drumband, dan wayang kulit yang digelar selama 1 minggu. Nadran merupakan sebuah upacara pesta laut masyarakat nelayan yang bertujuan untuk mengungkapkan syukur kepada Sang Pencipta atas rezeki yang diberikan-Nya melalui hasil laut dan memohon agar selalu diberikan keselamatan dalam melaut serta mendapatkan hasil tangkapan yang berlimpah pada tahun berikutnya.

3. Sedekah Bumi Indramayu
sumber foto: medikomonline.wordpress.com
Budaya Indramayu yang ketiga adalah Sedekah Bumi. Sebuah ritual yang biasanya dilakukan oleh masyarakat Jawa termasuk di Indramayu juga melaksanakan Sedekah Bumi. Ritual sedekah bumi melambangkan rasa syukur manusia terhadap Sang Pencipta yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi dan memhon agar hasil bumi pada panen berikutnya berlimpah. Sedekah bumi dilaksanakan sekitar bulan Oktober menjelang penggarapan sawah yang diselenggarakan di area persawahan seperti di dekat tutupan (pengendali irigasi air sungai). Dalam rangkaian acara tersebut, biasanya ada pagelaran wayang kulit dan nasi tumpeng dengan bekakak ayam maupun hasil bumi lainnya.

4. Ngunjung Indramayu
sumber foto: Ibu Devi
Budaya Indramayu yang keempat adalah Ngunjung. Budaya yang satu ini hampir sama dengan Sedekah Bumi akan tetapi dilaksanakan di tempat-tempat keramat dan pemakaman. Pada upacara ngunjung selain do'a yang dipanjatkan untuk para leluhur juga mengadakan pagelaran budaya berupa wayang kulit atau sandiwara. Upacara ngunjung ini umumnya dilaksanakan pada bulan September/Oktober.

5. Mapag Tamba Indramayu
sumber foto: meneerpanqi.blogspot.com
Budaya Indramayu yang kelima adalah Mapag Tamba. Budaya Mapag Tamba adalah upacara yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengusir penyakit, dengan cara membawa air tambak ke dalam bungbung bambu yang berasal dari kasepuhan atau sumber untuk disiramkasan ke air yang mengalir ke sawah pada sawah yang berada di batas desa. Biasanya ritual Mapag Tamba dilakukan pada 5/6 minggu setelah masa tandur/tanam.

6. Mapag Sri Indramayu
sumber foto: disparbud.jabarprov.go.id
Budaya Indramayu yang keenam adalah Mapag Sri. Budaya Mapag Sri dilaksanakan dengan maksud sebagai ungkapan rasa syukur para petani kepada Sang Pencipta karena panen yang diharapkan telah tiba dengan hasil yang memuaskan. Mapag Sri dilaksanakan menjelang panen, biasanya sekitar bulan Maret/April. Tempat pelaksanaan acara Mapag Sri ini biasanya di balai desa dan dimeriahkan oleh pagelaran wayang kulit. 

7. Jaringan Indramayu
Budaya Indramayu yang ketujuh adalah Jaringan. Budaya Jaringan ini merupakan upacara kaum remaja yang bertujuan untuk mencari pasangan hidup/jodoh yang dilaksanakn pada malam bulan purnama. Budaya Jaringan ini dapat kita jumpai di Desa Parean Kecamatan Kandanghaur.

Beragam budaya yang dimiliki masyarakat Indramayu menjadi ciri khas tersndiri ditambah lagi dengan sejuta warna lainnya yang dapat mengangkat Kota Indramayu sebagai kota budaya dengan sejuta warna. Warna-warna lain yang ikut menghiasi perkembangan budaya di Indramayu adalah kesenian dan tempat-tempat wisata. Selain itu, di Indramayu juga ternyata masih ada "Suku  Dayak" (Takmad) Bumi Segandu yang berada di Losarang.

Indramayu tidak hanya dikenal sebagai kota budaya, tetapi juga dikenal sebagai kota yang memiliki banyak kesenian seperti; Tarling, Tari Topeng Dermayu, Wayang Golek Caplek, Genjring Akrobat, Sintren/Lais, Kuda Lumping, Berokan, Singa Depok, Organ, Obrog,  dan Sandiwara

Indramayu juga terkenal akan pesona alamnya yang saat ini sudah banyak dijadikan sebagai tempat wisata seperti; Pulau Biawak, Pantai Karangsong dengan Mangrovenya, Pantai Tirtamaya, Pantai Glayem, Pantai Balongan Indah, Pantai Eretan, Pantai Tirtamaya, Situ Bojong Sari, Situ Bolang, Situ Brahim, Waduk Cipancuh, Koloni Kera Banjar, Wisata Agro Kayu Putih, Situs Makam Raden Arya Wiralodra, Situs Makam Selawe, Situs Makam Buyut Tambi, Al Zaetun, Alun-Alun, Masjid Agung, dan Taman Cimanuk. Ditambah lagi dengan kuliner yang tiada duanya seperti nasi lengko, nasi kuning, semur jengkol khas Baraya, pedesan, dan rumbah Darini semakin menambah cita rasa kota Mangga Nusantara

Selamat hari jadi kabupaten Indramayu yang ke-489, terus lestarikan dan kembangkan budaya lokal sebagai aset kekayaan nasional "Indramayu Kota Budaya Sejuta Warna".

Tulisan ini diikutkan dalam lomba blog "Indramayu Kota Budaya" yang diadakan oleh Blogger Mangga dan Smartfren.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "INDRAMAYU KOTA BUDAYA SEJUTA WARNA"

Post a Comment

Terimakasih telah mengunjungi blog saya, semoga bermanfaat.