RESIKO DAN KEUNTUNGAN PESERTA SM-3T

Salam Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia, kali ini civicedu akan menginfokan hal terkait resiko dan keuntungan peserta SM-3T. Program SM-3T saat ini sudah berjalan 4 tahun (angkatan IV) dan sekarang sudah dibukanya rekrutmen peserta SM-3T angkatan ke V. Program ini diselenggarakan dari tahun 2011. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh peserta SM-3T, namun tidak menutup kemungkinan ada juga resikonya dari mengikuti program ini. Berikut adalah beberapa resiko maupun keuntungan yang pernah dihadapi teman-teman termasuk saya sebagai alumni SM-3T angkatan III selama setahun di daerah pengabdian, dan bisa juga akan terjadi pada anda. 

RESIKO PESERTA SM-3T
  • Bersiaplah untuk pisah sementara dengan orang tua, keluarga, sanak dan saudara. Saya yakin banyak diantara kita yang pernah belum pisah terutama dengan orang tua selama 1 tahun. Tetapi ada pepatah yang mengatakan begini “merantaulah agar kamu tahu artinya kerinduan, rasanya perpisahan, dan arti kehidupan”.
  • Bagi yang sudah punya teman dekat (pacar), bersiaplah untuk sementara melepasnya. Masih aman jika pasangan anda bisa bertahan dan setia, bagaimana jika tidak. Hali ini yang perlu diwaspadai oleh mereka yang sudah punya pacar, bisa saja salah satunya meninggalkan dan memutuskan hubungannya karena sudah punya pasangan baru. Tidak sedikit dari peserta SM-3T yang terlibat dalam cinta lokasi, baik dengan sama-sama peserta maupun dengan pemuda-pemudi dan teman guru setempat. Saran, pintar-pintarlah menjaga diri, dan ingat kontrak dilarang menikah selama masa kontrak berlangsung. Tetapi jika hal itu terjadi kita harus tetap bersyukur karena dibalik semua itu Tuhan telah menyadarkan bahwa seseorang tidak pantas untukmu, jika dia memang setia dia akan mempertahankan hubungan itu dan menunggumu kembali.
  • Jauh dari kota, jauh dari pasar dan mall. Pasar hanya ada di setiap kota pusat kecamatan dan kabupaten (Bajawa), bahkan di pusat kota pengabdian saya tidak ada mall sama sekali yang ada hanya pasar. 
  • Jauh dari hiburan, biasanya kita menghibur diri dengan menonton TV, bermain PS, komputer, dan mengutak atik Hp. Nah jika sudah di daerah penempatan kecuali di kotanya jangan harap kalian bisa seperti itu, karena di daerah pedalaman yang namanya aliran listrik belum masuk dan sinyal banyak yang terhalang oleh tingginya bukit. Tapi syukurnya di daerah pengabdian saya sinyal sangat kuat, karena ada tower yang berdiri menjulang di atas bukit yang ada di pusat kecamatan (Maronggela).
  • Jauh dari lauk dan menu makanan enak, karena di daerah penugasan tidak ada penjual pizza, burger, kebab, bakso, mie ayam, dan sejenisnya. Disana yang ada: singkong dan daunnya daun pepaya, daun katuk, jagung, jantung pisang, ikan asin, telur ayam, kadang juga bisa makan danging ayam dengan harga per ekornya Rp. 80.000.
  • Jauh dari sumber air, jika di daerah penugasan saya sumber air bersih hanya bisa di dapatkan di 1 kran dekat sekolah yang berjarak dari asrama sekitar 500 meter. Jika musim kering air kadang tidak mengalir, dan satu-satunya sumber air hanya ada di sumur yang lokasinya di tengah-tengah sawah dengan jarak 1 km.
  • Hati-hati terkena malaria, ada beberapa teman saya yang ditempatkan di Kabupaten Ngada terkena malaria. Jaga selalu kesehatan, hindari tidur pagi, dan atur pola makan, sesekali harus coba sayuran pahit seperti daun pepaya.
  • Harus serba tahu, menguasai dasar semua mapel, menguasai komputer, memperbaiki HP rusak, menambal ban bocor, dan harus pintar bicara di depan umum (penting), karena yang mereka tahu guru SM-3T itu TOSERBA (tokoh serba bisa).

KEUNTUNGAN PESERTA SM-3T
  • Berpeluang besar untuk mengikuti Tes CPNS Jalur Khusus dan Jalur Umum, Astra, dan Pendidik di Saba (Pasca Lulus PPG). 
  • Mendapatkan sertifikat pendidikan setelah lulus PPG, yang konon sertifikat tersebut akan dijadikan sebagai salah satu persyaratan wajib bagi CPNS (guru) tahun 2016.
  • Mendapat beasiswa PPG berasrama plus uang saku (Pasca SM-3T).
  • Mendapat tunjangan atau uang saku bulanan selama di daerah pengabdian.
  • Mendapat tunjangan tambahan perjalanan dinas dari sekolah untuk mengikuti beberapa kegiatan seperti: MGMP, mengawas UN, dan tugas dinas lainnya.
  • Mendapatkan teman, sahabat, dan keluarga baru. Kebanyakan dari peserta SM-3T di daerah penugasannya mendapatkan orang tua asuh. Selain itu, di kota (Bajawa) banyak juga orang perantauan dari Jawa lainnya mulai yang bekerja sebagai pedagang, pekerja, dan kantoran. Sehingga ketika kami berada di Bajawa suasana yang kami dapatkan serasa di Jawa.
  • Jangan salah, dengan mengikuti program ini bisa juga kita mendapatkan jodoh baik itu antar sesama peserta maupun dengan penduduk lokal dan teman guru yang ada disana.
  • Mendapat makan gratisan, tidak sedikit dari para peserta yang sering juga di beri makanan dan buah-buahan, bahkan ayam oleh siswa / warga setempat. Saya pun sering mendapatkan makan gratis setiap kali saya berkunjung ke rumah-rumah warga, sering kali saya juga mendapatkan kiriman buah alpukat dan jambu dari para siswa, kadang juga ada yang mengantarkan ayam. Selama 3 bulan terakhir saya selalu diberi makan sehari 3 kali oleh keluarga sebelah.
  • Bisa melihat indahnya perbukitan, ladang yang luas, hamparan sawah yang membentang, hewan-hewan seperti kerbau dan sapi yang dilepas di ladang, bisa melihat birunya langit, bisa menghirup segarnya udara yang tanpa polusi, bisa menikmati jalan yang jauh dari kemacetan.
  • Bisa melihat budaya asli yang ada disana, seperti beberapa budaya yang sudah saya lihat dan saksikan adalah caci, rebah, pintu manuk, dan timbik. 
  • Bisa berlibur dan menikmati destinasi alam yang sangat menakjubkan. Hampir semua tempat wisata yang ada disana sudah saya singgahi mulai dari wisata 17 pulau yang ada di Riung, pemandian air panas yang ada di Soa, kampung adat bena, air terjun ogi, manulalu walaupun hanya lewat, patung tinggi bunda maria di taman wisata rohani di Wolowio, dan semakin jauh melancong ke P. Komodo yang ada di Manggarai, kemudian liburan berikutnya ke Taman Bung Karno, Tempat Pengasingan Bung Karno, Kelimutu yang ada di Ende, dan Pantai Maropokot di Mbay.
  • Poin yang paling terakhir dan paling terpenting adalah saya banyak mendapatkan pelajaran baru dan pengalaman baru dari mengikuti program ini. Kedatangan saya di tempat penugasan ternyata lebih banyak untuk belajar dan mengajar adalah bagian dari proses belajar, belajar untuk hidup mandiri, belajar untuk memahami konteks kehidupan masyarakat, keseharian, dan budaya mereka. Belajar saling memahami perbedaan, belajar untuk mengenal dan lebih memahami arti sebenarnya Bhineka Tunggal Ika.
Beberapa hal tersebut hanyalah sebagian kecil dari resiko dan keuntungan yang pernah saya alami selama di daerah penempatan, mungkin pernah dan akan juga dialami oleh kalian calon pejuang pendidikan angkatan VI.

Salam MBMI! 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "RESIKO DAN KEUNTUNGAN PESERTA SM-3T"

Post a Comment

Terimakasih telah mengunjungi blog saya, semoga bermanfaat.