Potret Sekolah Tertinggal di Daerah Maju

Potret Sekolah Tertinggal di Daerah Maju - Pendidikan di daerah perkotaan sudah sangat maju, mulai dari ketersediaan tenaga pendidik maupun sarana dan prasarananya sudah sangat menunjang. Bangunan sekolahan sudah bagus dan bertingkat, ruang kelas dengan fasilitas lengkap, adanya ruangan-ruangan yang digunakan untuk kegiatan praktek seperti laboratorium dan sanggar, ketersediaannya buku-buku bacaan, serta beberapa fasilitas penunjang lainnya.

Lain halnya dengan sekolah-sekolah di daerah 3T. Sarana dan prasarana masih belum memadai seperti ruangan kelas yang terbatas dengan fasilitas seadanya. Masih minimnya koleksi buku bacaan dan beberapa fasilitas lainnya. Tidak hanya itu, di sekolah daerah 3T juga masih banyak kekurangan tenaga pendidik.

Secara geografis sekolah 3T terletak di daerah pedalaman, terpencil dan perbatasan, dengan topografi alam perbukitan. Topografi yang berbukit-bukit berpengaruh pada arus transportasi dari kota kabupaten ke daerah. Inilah yang menyebabkan tersendatnya pembangunan di daerah 3T, baik dalam hal penyaluran bantuan untuk pendidikan maupun insfratruktur lainnya seperti aliran listrik untuk penerangan misalnya. Sementara ini penerangan disana baru memanfaatkan tenaga surya yang hanya digunakan untuk mengisi arus pada lampu sehen dan menggunakan generator atau disel dengan bahan bakar solar atau bensin yang hanya mampu bertahan selama kurang lebih 3 jam untuk setiap malamnya.
Perbandingan Sekolah Maju dan 3T (doc. pribadi)
Kondisi serupa ternyata masih ditemukan di beberapa kota besar salah satunya di Indramayu. Ironis memang, Indramayu yang notabene merupakan salah satu kota besar yang ada di Jawa Barat ternyata masih terdapat sekolah tertinggal. Sekolah Dasar kelas jauh contohnya.

Sekolah Dasar kelas jauh ini didirikan di tengah hutan (rendong) perbatasan antara Kec. Terisi (Desa Cikawung) dan Kec. Kroya (Desa Sukaslamet). Beralamatkan di Alas Jati Reja, Blok Harendong, Desa Cikawung, Kec. Terisi, Kab. Indramayu.

Didirikannya Sekolah Dasar kelas jauh ini bermula dari keprihatinan kepala sekolah terhadap anak-anak di kawasan hutan yang butuh pendidikan, khususnya tingkat dasar. Meskipun dengan kondisi bangunan sekolah yang seadanya seperti ruang kelas yang hanya terdiri dua ruangan dengan hanya beralaskan tanah, berbilik bambu, dan beratapkan seng. Minimnya sarana prasarana dan sumber belajar lainnya tidak menyurutkan semangat siswa untuk terus belajar.
Anak-anak SD Kelas Jauh Rendong (doc. pribadi)
Saat ini seluruh siswa Sekolah Dasar kelas jauh berjumlah 31 anak mulai dari kelas I-VI. Sedangkan jumlah tenaga pendidik yang saat ini masih bertahan di sekolah tersebut hanya ada 1, Ibu Lela namanya. Hampir semua tugas mengajar dan administrasi beliau kerjakan sendirian, kecuali tugas sebagai Kepala Sekolah. Meskipun demikian, beliau tetap menjalaninya dengan ikhlas dan penuh semangat untuk mengabdikan diri kepada masyarakat demi menumbuhkan semangat belajar bagi generasi masa depan bangsa.

Sekolah Dasar kelas jauh ini letaknya lumayan jauh dari pusat kota Kabupaten, butuh waktu 2 – 2,5 jam perjalanan. Selain itu jalan menuju sekolah tersebut lumayan sulit dilalui apalagi saat musim hujan.
Potret Sekolah Tertinggal di Daerah Indramayu (doc. pribadi)
Lokasi sekolah yang berada di tengah hutan dengan jarak yang cukup jauh dari pusat kota, gedung dan sarana prasarana yang belum memadai, belum adanya aliran listrik, kelangkaan air, jalan rusak, serta kekurangan tenaga pendidik mengingatkan saya ketika beberapa tahun lalu saat mengajar di pedalaman Flores bersama program SM-3T.

Banyak dari komunitas yang sudah terjun ke lapangan untuk melihat kondisi sekolah tertinggal dan melakukan beberapa kegiatan disana. Begitu juga dengan saya bersama teman-teman alumni SM-3T Indramayu dibantu oleh para donatur mengadakan kegiatan peduli dan mengedukasi anak negeri. Adapun kegiatannya meliputi: pemberian motivasi melalui game edukasi, menanam pohon cita-cita, dan penyaluran bantuan logistik berupa: buku bacaan dan pelajaran, ATK, alat peraga, dan baju seragam.
Peduli Pendidikan dan Mengedukasi Anak Negeri (doc. pribadi)
Problematika pendidikan di atas harus menjadi perhatian bersama, sebab pendidikan merupakan suatu kebutuhan berlangsungnya proses SDM Indonesia kini dan akan datang. Pendidikan yang diberikan kepada setiap anak Indonesia tentunya harus memiliki manajemen dan kualitas yang baik serta fasilitas yang memadai, sehingga dapat terpenuhinya hak-hak anak Indonesia untuk mengenyam pendidikan yang layak.
Gerakan Peduli dan Mengedukasi Anak Negeri (doc. pribadi)
Semoga dengan adanya gerakan peduli yang telah dilakukan oleh beberapa komunitas untuk sekolah tertinggal tersebut dapat menjadi bahan refleksi dan evaluasi bagi pihak-pihak terkait selaku pemangku tanggungjawab terhadap kemajuan dan pemerataan pendidikan pada masing-masing daerah. Sehingga kedepannya tidak adanya lagi “potret sekolah tertinggal di daerah maju,” khususnya di Kabupaten Indramayu.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Potret Sekolah Tertinggal di Daerah Maju"

Post a Comment

Terimakasih telah mengunjungi blog saya, semoga bermanfaat.